Babussalam adalah pondok pesantren (ponpes) yang didirikan untuk kemaslahatan ummat. Masyarakat di sekitar Babussalam, yaitu masyarakat desa Ciburial dan Mekarsaluyu merasakan manfaat keberadaan Babussalam sejak awal. Jauh sebelum mendirikan Babussalam, KH. Drs. Muchtar Adam (pak kyai) telah ‘blusukan’ berdakwah di wilayah yang sekarang menjadi binaan Babussalam.

Saat itu di awal tahun 1970-an, sebagai seorang da’i, pak kyai sudah membayangkan perkembangan ke depan wilayah Bandung utara. Kota Bandung akan berkembang, salah satunya ke arah utara, sehingga masyarakat perlu dipersiapkan sekiranya nanti akhirnya menjadi bagian tak terpisahkan dari kota Bandung. Saat itu kondisi geografis Ciburial masih sangat memprihatinkan. Listrik belum ada, jalan belum diaspal, masih berbatu. Wilayah desa Ciburial sangat luas karena meliputi juga yang sekarang menjadi desa Mekarsaluyu.

Pak kyai secara sendirian maupun dukungan teman-temannya di Muhammadiyah mengadakan gerakan dakwah di Ciburial. Bukan saja menyampaikan ajaran Islam tentang shalat dan shaum, melainkan juga membantu membuat sarana MCK, mengalirkan air dari mata air, membangun masjid, membagikan sarung dan mukena, daging qurban dll. Pulang berdakwah pak kyai memanggul setandan pisang atau sekarung kentang pemberian masyarakat. Kata beliau, “Serba repot. Ditolak, takut tersinggung. Diterima, berat membawanya”.

Tahun 1981 berulah resmi Babussalam secara lembaga didirikan. Hal ini dikarenakan permintaan masyarakat yang menghendaki pak kyai menetap di Ciburial, dibanding harus bolak-balik dari rumahnya di Kampung Cisitu Dago. Diatas tanah wakaf 500 meter mulai didirikan bangunan yang kelak menjadi cikal bakal Babussalam. Betul-betul dimulai dari nol karena batu batanya pun harus dibikin sendiri dengan cara kerja bakti masyarakat.

Pak kyai memboyong keluarganya dari Cisitu ke Ciburial untuk memulai suatu kehidupan baru. Santri-santri awal yang notabene masyarakat setempat mulai tinggal di kobong, diajar, diasuh, dicukupi segala kebutuhannya. Pak kyai dan keluarga sibuk luar biasa. Pak kyai mengajar taklim di jamaah kota Bandung sambil menggalang dana, mengawasi pembangunan, dan tentu mengajar santri. Sedangkan mamah kyai dan anak-anak menyiapkan makan dan mengasuh keseharian para santri.

Sekolah formal belum dibuka karena belum disiapkan tenaga pengajarnya. Yang ada barulah Madrasah Diniyah. Untuk sekolah SD, sudah ada SD Inpres Ciburial. Sedangkan untuk SMP, para santri dan masyarakat harus berjalan kaki ke Sekeloa, melalui Cigadung. Rasanya, bersekolah SMP pun saat itu memerlukan perjuangan berat.

Pendidikan formal yang pertama kali didirikan adalah MTs/SMP pada tahun ….. Mengapa MTs/SMP? Untuk menampung lulusan SD yang sudah ada agar dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Harap dimaklum jika tidak melanjutkan sekolah maka anak-anak itu akan segera dinikahkan oleh orang tuanya. Jadi inilah cara mengurangi angka pernikahan dini. Hebat kan peran Babussalam dalam membangun masyarakat?

Selanjutnya pada tahun 1986 dibukalah MI/SD Babussalam dengan ciri pemberian pelajaran agama yang lebih banyak dibanding SD negeri. Disinilah geliat dakwah Babussalam mulai sangat dirasakan. Anak-anak MI/SD itu sudah dijilbab sejak awal kelas 1. Sedangkan yang laki-laki mengenakan celana panjang. Inilah yang kelak alumninya menjadi pionir-pionir di Babussalam.

Pendidikan tingkat MA/SMA dibuka pada tahun 1989 untuk menampung alumni MTs/SMP agar mendapat pendidikan secara berkesinambungan. MA/SMA Babussalam pada awal-awal berdirinya masihlah sangat sederhana. Pak kyai mengajar banyak sekali mata pelajaran agama, sedangkan pelajaran umum banyak dibantu oleh santri-santri mahasiswa (takhashush). Namun ada hikmahnya juga karena alumni awal MA/SMA dapat menyerap pemikiran pak kyai lebih utuh dibanding yang berikutnya.

Inilah geliat Babussalam di awal pendiriannya. Hebat kan! Babussalam bukanlah pondok pesantren yang menutup diri dari lingkungannya. Justru Babussalam didirikan untuk memajukan lingkungannya. Namun jangan juga dilupakan, dari memajukan lingkungan Ciburial tersebut akhirnya alumninya, yang notabene masyarakat Ciburial, tersebar ke berbagai penjuru dunia. Babussalam memberi beasiswa alumninya hingga studi di luar negeri yang mana akan sangat membanggakan keluarga dan masyarakat Ciburial.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here