Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi semakin modern dan canggih. Dimana informasi menjadi kebutuhan primer dan bahkan menjadi sumber kekuasaan, sebab informasi dapat mempengaruhi dan membentuk pikiran, sikap dan perilaku manusia. Dengan kemajuan teknolagi informasi (melalui media massa) pula menjadikan bumi yang luas ini seakan-akan menjadi kecil layaknya sebuah kampung, peristiwa yang terjadi pada belahan dunia manapun akan diketahui dengan cepat oleh seluruh masyarakat dipenjuru bumi.

Ada dua tipe media massa yang berkontribusi dalam penyebaran arus inforamasi yaitu media cetak dan media elektronik. Dari media media tersebutlah arus informasi bertebaran sedemikian rupa membanjiri seluruh pelosok dunia. Bahkan di era modern sekarang ini media tidak hanya sebatas menyampaikan informasi saja. Akan tetapi media sudah menjelma menjadi sebuah kekuatan besar dalam mengubah tatanan kehidupan masyarakat dunia. Sehingga banyak orang yang berlomba lomba menguasai media untuk mengamankan kepentingannya. Maka anggapan yang mengatakan “siapa yang menguasai media maka akan menguasai dunia” itu benar adanya.

Media juga bisa di ibaratkan seperti sebuah pisau, Jika yang menggunakannya adalah orang yang baik, maka kita akan memperoleh manfaat yang sangat besar. Tapi jika Pisau tersebut jatuh kepada orang yang jahat, maka kerusakan yang dihasilkanpun akan sangat besar juga. Kita ambil contoh media massa televisi. Kini di Indonesia jumlah stasiun TV tidak kurang dari 11 buah (TVRI, RCTI, SCTV, Indosiar, ANTV, TV One, Global TV, Trans 7, MNC TV, METRO TV, KOMPAS, NET TV ) ini belum termasuk TVRI regional dan TV swasta yang bersifat lockal di berbagai provinsi.

Tayangan dan program programnya sudah sedemikian hebat dan canggihnya dalam mentransfer budaya budaya barat kepada kehidupan masyarakat. Kita bisa menyaksikan tayangan tayangan yang sangat tidak mendidik bahkan menyesatkan bertebaran di media media televisi di negara kita ini. Bahkan sebagian besar paket acaranya justru masih didominasi oleh hiburan yang berkolusi dengan cengkraman gurita kepentingan politik- bisnis. Seringkali anak anak dan kawula muda disuguhi tontonan atau dicekoki bacaan lewat media media massa popular sedemikian rupa,sehingga seolah olah mereka kelihatan tampil trendy dan sexy dengan meniru habis habisan gaya hidup barat.

Fenomena ini bisa dilihat di kalangan sebagian masyarakat yang mulai gengsi memakai sesuatu yang berbau lokal. Anak anak yang belum waktunya dewasa disuguhi dengan tontonan yang sangat jauh dari adat ketimuran. Kemudian tontonan tersebut secara tidak sadar menjadi tuntunan anak anak kita semua. Hasilnya anak anak kita berpakaian tetapi seperti tidak berpakaian (minim bahan).

Kita sering mendapati kasus yang membuat jantung kita berdetang kencang. Seperti kasus pornografi dan porno aksi, kekerasan, pembunuhan, penganiayaan dan lain sebagainya yang dilakukan anak anak dibawah umur. Penyebabnya tidak lain dan tidak bukan yaitu salah satunya karena tayangan tayangan yang setiap hari di tonton melalui media massa yang ada. Sehingga hal itu berdampak pada perubahan disetiap tatanan kehidupan masyarakat. Tak terkecuali dunia dakwah, khususnya masalah wasilah atau medianya juga merasakan dampaknya.

Dari sudut pandang kemajuan teknologi komunikasi dan informasi ini, dakwah dihadapkan dengan persoalan tentang bagaimana caranya menyampaikan pesan pesan Islam dalam kontek masyarakat modern yang semakin maju. Dimana dunia seolah olah bagaikan satu desa yang sangat kecil. Setelah melihat realita kemajuan zaman sedemikian hebat dan cepat. Maka tentunya mau tidak mau dunia dakwah khususnya para da’i nya harus memberikan respon dan dipaksa terlibat secara aktif menghadapi fenomena fenomena yang terjadi di belahan dunia.

Dengan menggunakan kemajuan teknologi (media massa) harapannya dakwah bisa dinikmati tidak hanya pada satu tempat atau oleh satu kelompok saja namun bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat di dunia ini. Apalagi dengan kehadiran internet yang mampu membuat seolah olah dunia berada digenggaman tangan. Sehingga pesan pesan dakwah yang disampaikan oleh para da’i akan lebih maksimal dalam penyebarannya. Karena kita tahu bahwa bagi masyarakat modern , media sudah menjadi sebuah kebutuhan hidup dan gaya hidup. Segala sesuatu bisa diperoleh lewat media, mulai dari informasi, ilmu pengetahuan, hiburan, jual beli barang semuannya ada. Tinggal klik saja dilayar handphone, monitor PC, atau televisi, semua ada dan tersaji lengkap disitu.

Dakwah Media adalah salah satu sub program dari program Bidang Dakwah di Yayasan Babusalam Al-Muchtariyah  yang mencoba merambah ke dunia media massa baik media elektronik maupun media cetak.  Dakwah  Media mencoba akan memaparkan  peluang dan tantangan dakwah lewat media massa. Harapanya para aktivis dakwah  Yayasan Babussalam bisa mempersiapkan diri serta membekali kemampuan terkait dunia dakwah di era modern. Khususnya dakwah lewat media massa. Sehingga peluang peluang besar itu bisa disergap dan tentunya siap pula dalam menghadapi tantangan tantangan yang menyertainya.

Seperti yang kita ketahui bahwa Media masa terdiri dari :

Pertama,  Media Massa Cetak (Printed Media). Media Cetak adalah media yang terdiri dari lembaran kertas yang tertulis dengan sejumlah kata, kalimat, gambar, dan wacana yang ditata rapi serta berisikan berbagai macam informasi-informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi, hiburan, tips, lapangan pekerjaan, bisnis, aspirasi, opini, promosi dan juga mengenai kejadian di dalam dan luar negara. Contoh dari media massanya adalah Koran, tabloid, majalah, buku, dan lain sebagainya.

Kedua, Media Massa Elektronik (Electronic Media), Media massa elektronik adalah media massa yang sarana komunikasinya mempergunakan peralatan elektronik baik bersifat audio maupun audio visual. Seperti radio, televisi, film dll. Bahkan di era sekarang sudah tercipta lagi sebuah media yang menjadi tren yaitu media Online (Online Media, Cybermedia), yakni media massa yang bisa di akses melalui internet (situs web).

Media yang terakhir disebut ini adalah sebuah kekuatan media baru yang sangat menentukan. Dimana hampir setiap orang bisa mengaksesnya melalui smart phone tanpa harus ribet dan keluar uang banyak. Bahkan media baru melalui internet ini tidak hanya menjadi kebutuhan masyarakat semata tetapi sudah menjadi gaya hidup (life style) era modern seperti sekarang ini.

Pada tataran praktek kegiatan dakwah harus mengandung dan melibatkan tiga unsur yaitu: penyampai pesan (da’i) informasi yang disampaikan (maddah) dan penerima pesan (mad’u). Aspek penting lainya adalah wasilah dakwah atau sering disebut sebagai media dakwah. Yaitu alat yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad’u. Media dakwah merupakan unsur tambahan dalam kegiatan dakwah, maksudnya, kegiatan dapat berlangsung, meski tanpa media.

Allahu ‘alam

Umar Yusuf, S.Sos.I (Kepala Bidang Dakwah, Yayasan Babussalam Al-Muchtariyah Bandung)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here