“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan ‘umroh karena Allah” QS. Al-Baqoroh : 196
Ayat tersebut menunjukkan beberapa hal, pertama, wajibnya haji dan umroh, bagi mereka yang berpendapat bahwa umroh hukumnya wajib. Kedua, wajibnya menyempurnakan keduanya, dengan memenuhi rukun dan kewajibannya. Ketiga, Haji dan Umroh wajib disempurnakan sesuai dengan rukunnya. Keempat, Perintah agar menjalankannya sebaik mungkin sesuai yang disyariatkan. Kelima, Perintah agar mekakukan haji dan umroh ikhlas karena Allah. Keenam, Hendaknya seseorang tidak keluar dari haji dan umroh ketika telah menjalankannya, kecuali jika terjadi hashr (terhalang karena musuh, sakit atau tersesat di jalan).
Dalam perspektif lain, mabrurnya haji dan umroh seseorang tidak hanya cukup telah tamat melaksanakan secara rukun dan kewajibannya, seperti yang disampaikan dalam manasik haji, tetapi ada hal lain yang sangat penting yang harus difahami oleh calon jamaah haji dan umroh, yaitu, bahwa kemambruran haji dan umroh seseorang harus memahami hakikat dari hajidan umroh itu sendiri. Apalagi Haji adalah bagian dari rangkaian Ibadah dalam islam yang hukumnya wajib bagi orang yang sudah mampu ( mampu secara fisik, pesak dan ilmunya ).
Ketika seseorang dalam melaksanakan ibadah haji dan umroh faham makna hakikat dari ibadah haji dan umroh, pasti dia akan merasakan yang namanya puncak keta’atan (ghoyatul Khudu’) dan puncak menghinakan dirinya (ghoyatut tadalul) dihadapan Allah SWT
Dalam konteks Hakikat Haji dan Umroh Mabrur, bahwa hakikat ibadah dalam pandangan Islam adalah : pertama, Sebagai Puncak Keta’atan (Ghoyatul Khudu’), kedua, Sebagai Puncak Menghinakan dirinya (Ghoyatut Tadalul). Ketika seseorang dalam melaksanakan ibadah haji dan umroh faham makna hakikat dari ibadah haji dan umroh, pasti dia akan merasakan yang namanya puncak keta’atan (ghoyatul Khudu’) dan puncak menghinakan dirinya (ghoyatut tadalul) dihadapan Allah SWT, mampu menghadirkan Allah dalam seluruh dimensi kehidupannya.
Pengaruhnya terhadap dirinya, dia akan merasakan kepuasan, yaitu kepuasan ketika dia merasakan keagungan Allah (Bi’adzomatil Ma’bud), kepuasan dalam mengharap Rahmat Allah (Rojaa Rahmatillah ), kepuasan merasakan kenikmatan dari yang disembahnya (Kasrotum Bini’matil Ma’bud), kepuasan merasakan takut kepada Allah (Khoufan Iqoballah), dan kepuasan dicintai oleh Allah (Mahabbatullah).
Jadi, hakikat Haji dan Umroh Mabrur itu adalah yang sudah mampu menyempurnakan ibadah haji dan umrohnya yang dilandasi keikhlasan kepada Allah. Baik dengan ilmu manasiknya maupun dimensi lainnya, yaitu faham makna dari hakikat ibadah seperti yang dijelaskan di atas, yang akan mampu memberikan perubahan secara integral dalam kehidupannya. Ending-nya gelar bagi orang seperti ini adalah Haji atau Umroh yang mabrur atau Mabruroh.
Mudah-mudahan yang akan berangkat Haji dan Umroh tidak hanya sebatas ingin menyempurnakan syariatnya saja, tetapi mampu menyempurnakan Haji dan Umroh secara Hakikat. Sebelum keberangkatan pun perlu dipersiapkan segala-galanya, baik ilmu, ruhiyah, hati, jasad, serta jiwanya.
Aamiinn….Allahu ‘alam……
INFORMASI HAJI DAN UMROH
Umroh Reguler : Berangkat OKTOBER 2019
Umroh Plus Turki : Berangkat : JANUARI 2020
AYO BURUAN DAFTAR
(ed: Nad)