Oleh : Tere Liye
Adik2 remaja sekalian, jika kalian masih bercita-cita jadi PNS, biar besok2 hidup terjamin sampai tua, maka itu cita-cita generasi luama sekali, orang tua kita dulu, SMA angkatan 70-80 mungkin masih begitu. Jika kalian bercita-cita jadi karyawan BUMN, biar gaji bagus, pensiun ada, besar pula, maka itu juga generasi lama, paman-paman, tante-tante kita dulu, SMA angkatan 90-an, itu cita-citanya. Jika kalian bercita-cita jadi karyawan multi nasional company (MNC), perusahaan swasta besar, biar bisa tugas di LN, tunjangan dollar, itu juga cita-cita kakak-kakak kita dulu, yang SMA angkatan 2000-an.
Kalian adalah generasi berbeda. Kalian adalah yang SMP, SMA, atau kuliah di tahun 2010 ke atas. Seharusnya kalian tidak bercita-cita seperti itu lagi. Kalian adalah warga negara dunia, tersambung dengan seluruh sudut dunia. Apa cita-cita kalian? Jadilah pekerja kreatif, wiraswasta, profesi pekerjaan bebas, dan pekerjaan2 yang menakjubkan lainnya. Kalian menonton film seperti Iron Man, Avengers, Minion, maka besok2 giliran film kalian yang ditonton orang. Kalian jadi konsumen Burger King, KFC, dll, maka besok2 giliran orang lain yang jadi konsumen franchise milik kalian. Hari ini kalian memakai baju, pakaian buatan orang lain, besok2 giliran orang lain yg pakai baju kalian. Hari ini kalian berobat ke rumah sakit, besok2 giliran orang yang berobat di klinik dengan sistem dan cara berbeda milik kalian.
Itulah dunia kalian. Masa depan. Jangan mau hanya jadi pengikut, follower, tapi berdiri di depan, giliran orang lain yang mengikuti dan mendengarkan trend yg kita buat. Maka saat itu tiba, kita bisa benar2 bilang: Merdeka!!
Ayolah, lupakan sejenak bekerja jadi PNS, karyawan BUMN, atau karyawan swasta, masuk pagi, pulang malam. 30-40 tahun bekerja, pensiun. Bukan berarti itu tidak oke. Apalagi merendahkan pekerjaan ini. Bukan. Tentu saja pekerjaan2 ini oke, terhormat. Tapi itu sudah terlalu banyak orang yang melakukannya, terlalu banyak orang yang bercita2 seperti itu, masa’ kita akan ikut jalan serupa, saatnya kalian memulai jalan berbeda. Jangan takut dengan kegagalan, jangan takut dengan tidak punya pekerjaan, menganggur, dll, dll. Sepanjang kita memang sungguh2, tahan banting, kita bisa menjadi yang terbaik di bidang yg kita geluti.
Setinggi apapun jabatan kalian, jika masih PNS, karyawan BUMN, karyawan swasta, maka sejatinya tetap saja suruhan orang lain. Punya atasan, dan hidup kita laksana siklus dari bulan ke bulan, gajian ke gajian. Asyik duduk di belakang meja, lamat-lamat menatap media sosial, komen ini, komen itu, dan sebagainya, dan sebagainya. Tapi tetap saja begitu-begitu saja hidup kita. Tidak, adik-adik sekalian, hidup kalian bisa lebih berwarna. Kalian bisa jadi apa saja. Jangan buat sempit cita-cita, mimpi-mimpi kalian. Generasi kalian seharusnya tidak terikat waktu, tidak korupsi waktu, sebaliknya, kalian bebas dan fleksibel menentukan jam kerja sendiri.
Yakinlah, besok lusa, karya kalian akan menaklukkan kota-kota jauh, bahkan negara-negara jauh. Besok lusa, profesi kalian akan memiliki reputasi hingga pulau-pulau seberang, benua-benua luar. Kalian bukan lagi generasi yang bahkan naik pesawat saja mahal dan susah. Atau mau berkirim kabar harus memakai telegram dan pager. Sambutlah masa depan kalian yang gemilang. Jadilah pekerja kreatif, wiraswasta, profesi2 penuh passion dan suka-cita. Itulah panggilan generasi kalian. Dan saat kalian bisa menggapainya, kalian bisa berteriak sekencang mungkin: Merdeka! Karena hidup kalian sungguh sudah merdeka.
Mulailah dari sekarang, remaja. Cari hobi dan aktivitas bermanfaat. Tekuni. Besok-besok kalian menjadi master di bidang tersebut. Maka kita tidak lagi bicara tentang besok pagi2 berangkat kerja, sore2 pulang nanti macet, aduh, besok sudah Senin lagi, melainkan bicara: besok saya akan menginspirasi siapa, nanti sore saya akan mengubah apa, dan besok Senin saya akan meluncurkan karya apa lagi. Demikian. Merdeka!
Sayyidina Ali bin Abi Thalib berwasiat: “Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup bukan di zamanmu”.
Ini adalah suatu pesan yang sangat luar biasa, telah muncul 14 abad lalu. Sayyidina Ali dan orang-orang zaman itu saja sudah mengakui bahwa perubahan zaman senantiasa akan terjadi. Jadi lucu sekali jika kita hari ini menganggap zaman tidak akan berubah dan masih memelihara kebiasaan atau pemikiran yang sesungguhnya tidak lagi cocok untuk anak-anak kita.
Pondok Pesantren Al Quran Babussalam di Ciburial Dago Atas Bandung didirikan dengan maksud menyiapkan generasi muda agar unggul dalam berbagai hal: ilmu pengetahuan, ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, akhlaq budi pekerti dan kuat dalam bidang ekonomi. Sebagai slogannya adalah Qs An Nisa’ (4): 9,
وَلۡيَخۡشَ ٱلَّذِينَ لَوۡ تَرَكُواْ مِنۡ خَلۡفِهِمۡ ذُرِّيَّةٗ ضِعَٰفًا خَافُواْ عَلَيۡهِمۡ فَلۡيَتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡيَقُولُواْ قَوۡلٗا سَدِيدًا ٩
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”.
Marilah kita dorong anak-anak agar mempersiapkan masa depannya dengan belajar di pondok pesantren, termasuk Pondok Pesantren Al Quran Babussalam Bandung.