Yang namanya pesantren pasti sifat pendidikannya adalah 24 jam, kehidupannya hampir berdenyut tanpa henti, kecuali pada saat tidur. Jadwal bangun kami setiap hari adalah maksimal jam 04.00 WIB. Semuanya sudah harus bangun dan siap-siap melaksanakan shalat tahajud, hajat, dan dilanjutkan shalat shubuh berjama’ah di MT (Majelis Ta’lim).
Selesai shalat shubuh, dilanjutkan dengan mengaji di MT hingga pukul 06.00 WIB. Selesai dari itu, kegiatan selanjutnya adalah kembali ke asrama masing-masing untuk bersiap-siap pergi ke sekolah, mulai dari mandi dan sarapan pagi. Terserah mana yang duluan, apakah sarapan terlebih dahulu sambil antri kamar mandi atau sebaliknya. Karena, kami harus mengantri mandi dan jadwalnya ditentukan oleh kami sendiri, sesuai dengan kesepakatan yang telah kami buat.
Untuk sarapan pun terkadang harus mengantri, tergantung menu makanan atau lauknya. Makanan terfavorit kami adalah pada hari senin dan kamis dengan menu ayam goreng, itu merupakan salah satu menu favorit di pesantren. Padahal hanya satu potong daging ayam saja rasanya sudah di surga banget. Dan kami pun makan bersama-sama, tidak satu piring satu orang, melainkan kami mengambil wadah besar dan makan bersama-sama dalam satu wadah besar tersebut.
Jam 07.00 pagi, semua santri harus sudah hadir di kelasnya masing-masing, istirahat sekitar jam 09.30-09.45 WIB dan dilanjutkan kembali belajar sampai dzuhur. Setelah itu, kami menuju MT untuk melaksanakan shalat dzuhur. Selesai shalat kami menuju kantin untuk makan siang. Kemudian dilanjutkan belajar kembali sampai waktu ashar. Setelah melaksanakan shalat ashar berjama’ah, baru kami kembali ke asrama masing-masing untuk istirahat, mandi dan bersiap kembali menuju MT untuk mengikuti pelajaran kepesantrenan.
Biasanya, batas terlambat ke MT (kegiatan sore) adalah jam 16.30 WIB, semuanya harus sudah siap di MT dan mengikuti pelajaran kepesantrenan. Jadwal pelajaran kepesantrenan ini setiap harinya berbeda-beda. Pelajaran kepesantrenan diantaranya adalah kajian kitab kuning, yaitu Safinah, Akhlakul Banin, Ta’lim Muta’alim, Tashrif, Tafsir, Nahwu Shorof dan masih banyak lagi. Nah setelah selesai belajar, kami bersiap ke kantin untuk makan sore dan kembali ke MT untuk melaksanakan shalat maghrib.
Setelah maghrib, kegiatan berikutnya adalah kultum (kuliah tujuh menit). Disini kami dilatih untuk berani tampil menyampaikan kebaikan dan melatih mental kami agar berani berbicara didepan banyak orang. Setelah selesai kultum, dilanjutkan shalat isya dan belajar kembali sampai jam 21.00 WIB.
Dalam pembelajaran kepesantrenan, kami dibagi menjadi tiga kelompok tingkatan, yaitu, Awwaliyah, Wustho dan Ulya.
- Awwaliyah, adalah tingkat awal yang dimana kelompoknya terdiri dari kelas VII (tujuh) SMP dan kelas X (sepuluh) SMA.
- Wustho, yaitu kelompok belajar menengah yang terdiri dari kelas VIII (delapan) SMP dan Kelas XI (sebelas) SMA.
- Ulya, yaitu kelompok yang terdiri dari kelas IX (Sembilan) SMP dan kelas XII (dua belas) SMA.
Pada pembelajaran Al-Qur’an, pembagian kelompok dikhususkan berdasarkan kemampuan dalam membaca Al-Qur’an, yaitu :
- Awwaliyah, yaitu tingkat pemula yang belum lancar dalam membaca Al-Qur’an
- Wustho, Santri yang sudah lancar membaca Al-Qur’an namun belum memahami hukum-hukum bacaan Al-Qur’an.
- Ulya, yaitu tingkatan paling atas, karena santri yang berada di kelompok ini sudah mahir dalam membaca Al-Qur’an.
Selain kegiatan rutin tersebut, ada kegiatan lain yang berkaitan dengan penegakan disiplin, biasanya dilakukan pada malam senin, kegiatan ini disebut RTI (Rencana Tindak Lanjut). Didalam kegiatan ini, disampaikan siapa saja santri yang melanggar peraturan dan akan disidang hukuman pada malam itu juga. Hukuman santri dalam bentuk hafalan Al Quran atau Hadits dan membersihkan toilet asrama.
Catatan: Sebagian besar dokumentasi kegiatan dilakukan sebelum Pandemi (Foto: Dian, Rizqi, Nasyir, Syifa).