Silaturrahim kedua beliau ini tidak pernah putus. Hanya karena jarang “copy darat” sehingga seperti renggang. Tak heran kehadiran KH. Drs. Muchtar Adam ke kediaman Prof. Mansur Suryanegara 3 hari lalu melahirkan banyak catatan.

 

Pak Muchtar dan pak Mansur, begitu ummat biasa menyapa, adalah kyai dan muballigh sepuh yang alhamdulillah dikaruniai Allah usia panjang dan masih aktif membimbing ummat. Disamping kedua beliau, di kota Bandung ada lagi KH. Miftah Faridl yang juga seangkatan.

Pak Muchtar dan pak Mansur telah aktif berdakwah di Bandung hingga Jawa Barat sejak tahun 1960-an. Tentu banyak sahabat FB yang belum lahir saat itu. Beliau aktif di berbagai organisasi keislaman, seperti Muhammadiyah, PII, HMI, KAMI, KAPPI, karena zaman itu sedang marak-maraknya berhadapan dengan ideologi komunis, yaitu PKI.

 

Pak Muchtar bahkan ditugaskan Pemerintah membina tahanan PKI di LP Kebonwaru, Banceuy, hingga Pulau Buru. Sedang pak Mansur banyak menulis tentang keganasan PKI dan sejarah perjuangan ummat Islam, mengingat beliau adalah dosen jurusan Sejarah Unpad.

 

Setelah tidak aktif di Muhammadiyah, pak Muchtar sibuk mendirikan dan mengelola Ponpes Babussalam. Sedangkan pak Mansur aktif mengajar, seminar dan banyak menulis buku hingga menyandang gelar guru besar (Profesor) sejarah. Barulah di era medsos, khususnya facebook, pak Muchtar dan pak Mansur kembali sering dipertemukan. Berbagai informasi seputar dakwah dan sejarah banyak mereka bagikan kepada FB-er. Terakhir adalah ‘copy darat’ kedua beliau yang sekali lagi alhamdulillah dikaruniai umur panjang: pak Muchtar (81 tahun) dan pak Mansur (86 tahun).

 

Berikut adalah status pak Mansur setelah kunjungan pak Muchtar ke kediamannya di daerah Metro Margahayu Raya.

 

**********

 

KETAMUAN KH DRS MUCHTAR ADAM, PONTREN BABUSALAM BANDUNG

 

Pak Kiai mendengar saya kurang sehat, batuk dan Bu Nia juga saja terserang Strook Ringan, lalu Silaturrahim ke Pluto Selatan III. Masya Allah, kebetulan saya baru selesai Sholat Dhuha, makanya berbusana “Bersorban”. Malu rasanya, bertemu dgn Pak Kiai Haji Drs Muchtar Adam yang Berkopiah. Padahal beliaulah yang benar-benar KIAI HAJI. Dan Haji-nya tidak sekali berpuluh kali. Apalagi Umroh-nya hampir mencapai 50 kali.

 

KH DRS MUCHTAR ADAM sosok ULAMA, yang dianugerahi ALLAH, ilmu yang luas. Dan tidak hanya bisa Bertausyiah secara lisan. Tetapi sangat produktif BUKU tulisannya tentang Agama. Mema’rifatkan Pembacanya tentang MARIFATUL ALLAH, MALAIKAT dan NABI danRASUL.

 

Menakjubkan sekali, 100 BUKU telah dituliskannya. Dan tidak hanya masalah Agama. Tetapi juga masalah PKI. Karena Beliau pernah mendapat tugas sbg PEMBINA AGAMA ISLAM PKI di PULAU BURU, dan juga di LAPAS KEBUN WARU BANDUNG. Selain juga pernah jadi Anggota DPR RI.

 

Usianya sudah tinggi, karya ilmiahnya masih terus. Tetapi mengapa UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH belum tergerak untuk menganugerahkan Gelar Doctor Honoris Causa. Padahal sangat layak memperolehnya. Mungkin karena tidak menduduki struktural pemerintahan.

 

Bakti Sosialnya tidak sebatas di Pulau Jawa, juga di Luar Pulau Jawa. Pernah juga ke Aceh ketika Tsunami. Cabang Pontrennya di P. Salayar, Wakatobi, P. Nias dllnya. Pengajian Rutinnya di Masjid Raya Bandung di setiap Hari Kamis. Ceramah Radio di RRI Bandung.

 

Studi Islamnya dgn mendatangi tempat Peristiwa Sejarah terjadi di sekitar negara-negara Timur Tengah. Luar biasa, takdir aktivitas keilmuannya. Benar-benar Makrifat. Saya kagum, terasa di dasar hati, tidak pantas untuk “mengenakan SORBAN”.

 

**********

 

Status pak Mansur ini tak pelak banyak mendapat tanggapan dari facebooker. Hingga 3 hari ini tak kurang ada 404 like dan 93 komen dan 32 kali dibagikan. Komen-komen itu, karena dijawab oleh pak Mansur, tak ubahnya menjadi semacam ajang kuliah. Insya Allah akan saya tampilkan pada tulisan berikutnya.

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here